“Tuhan yang baik hati telah memberikan mata dan hati kepada manusia agar senantiasa bisa membaca dan merasakan. Ada banyak sekali tanda yang kemudian melebur bersama kesenangan dan kenikmatan yang Tuhan titipkan kepada manusia untuk dibaca. Ada banyak sekali tanda untuk dibaca oleh manusia agar mengerti sebenarnya untuk apa Tuhan menunjukkannya kepada manusia.
Tuhan
yang baik hati juga memberikan akal dalam balutan tubuh yang sehat dan segala
titipan kesenangan dan kenikmatan yang belum begitu nyata. Agar berjuta-juta
tanda yang sudah dibaca kemudian harus dipikirkan untuk apa sebenarnya Tuhan
memberikannya kepada manusia.”
Mercusuar.
Dua tanda diatas menjadi pijakan
untuk suatu loncatan besar yang akan kami perjuangkan bersama Mercusuar, sebuah
gerakan sosial yang tercetus pada tanggal 22 November 2013 oleh sembilan orang
manusia yang sedang belajar membaca tandaNya. Sederhana saja, harapan kami
Mercusuar dapat menjadi cahaya di tempat yang gelap, seperti menara mercusuar
yang membantu para nelayan dalam pekatnya malam di tengah kemahaluasan samudera.
Banyak anak-anak di negeri kita yang tercinta ini masih hidup dalam kegelapan
seperti kekerasan dan pergaulan yang tidak sehat sehingga kami terpanggil untuk
sedikit memberikan mereka keceriaan yang tulus. Keceriaan masa kanak-kanak yang
dapat menjadi tabungan kebahagiaan mereka saat menjalani kehidupan mereka ke
depan.
Anak-anak
dan kebahagiaan.
Kami tidak mengharapkan apa-apa
dari terbentuknya Mercusuar ini. Kami hanya ingin, dari banyaknya anak-anak di
dekat kami sempat merasakan apa yang sudah banyak kami rasakan lebih dulu.
Kebahagiaan kecil yang sederhana berlandaskan pendidikan dan masa depan bagi
anak-anak yang belum seberuntung kami.
Kami bukan pemuda-pemudi yang
pintar, dengan prestasi segudang, tidak. Tapi paling tidak kami bisa berbagi
apa yang kami miliki saat ini. Membiarkan senyum terkembang dari anak-anak
ataupun orang tua, meski sesimpul sunggingan pesimistis dari beberapa yang
tidak menyukai pergerakan kami atau hanya sekedar lelah mencoba. Kami lakukan
hanya untuk kebahagiaan kecil yang sederhana berlandaskan mimpi terhadap mereka
yang belum seberuntung kami.
Kami bukan pemuda-pemudi hebat
yang pandai dalam berbagai hal, tapi kami hanya ingin berbagi semua yang sudah Tuhan titipkan kepada kami, ilmu
dan cerita hidup. Serta, kebahagiaan kecil yang berlandaskan ilmu dan harapan
bagi mereka yang belum seberuntung kami.
Anak-anak dan kebahagian juga
kami masukkan dalam daftar tanda yang harus banyak-banyak kami baca dan pahami.
Kami bukan juga generasi yang hebat untuk bangsa dan agamanya, tapi paling
tidak kami bisa membangun dan perlahan membentuk generasi yang jauh lebih hebat
dari pada kami. Karena bagaimanapun merekalah yang nantinya sebagai penyambung
tongkat estafet bagi bangsa dan agamanya.
Bukan
untuk kami, tapi mereka, anak-anak Indonesia
Kami tidak mengharapkan apa-apa
dari terbentuknya Mercusuar ini, sungguh tidak. Tapi merekalah, anak-anak itu, yang
memberikan harapan pada kami untuk terus belajar membaca dan memahami sebenarnya
untuk apa Tuhan menunjukan tanda-tanda kepada manusia. Merekalah yang
memberikan harapan pada kami, bahwa akan banyak sekali perubahan yang diawali
dengan adanya perbedaan dan rasa ingin berbagi manfaat. Karena bagaimanapun, sebaik-baiknya manusia
adalah manusia yang bermanfaat bagi orang lain.
Itu saja kiranya. Semoga Tuhan
senantiasa menuntun proses membaca kami untuk terus bisa berbagi, bermanfaat
dan menjadi manusia yang lebih baik dimataNya.
“Akal,
hati, dan segala hal yang Tuhan berikan pada manusia semata-mata hanya titipan
yang nantikan dipertanyakan kegunaannya. Bersyukur dan berbagilah, semoga Tuhan
selalu bersama kita.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar