Jumat, 16 Mei 2014

Komunitas Mercusuar



“Tuhan yang baik hati telah memberikan mata dan hati kepada manusia agar senantiasa bisa membaca dan merasakan. Ada banyak sekali tanda yang kemudian melebur bersama kesenangan dan kenikmatan yang Tuhan titipkan kepada manusia untuk dibaca. Ada banyak sekali tanda untuk dibaca oleh manusia agar mengerti sebenarnya untuk apa Tuhan menunjukkannya kepada manusia.

Tuhan yang baik hati juga memberikan akal dalam balutan tubuh yang sehat dan segala titipan kesenangan dan kenikmatan yang belum begitu nyata. Agar berjuta-juta tanda yang sudah dibaca kemudian harus dipikirkan untuk apa sebenarnya Tuhan memberikannya kepada manusia.”


Mercusuar.
Dua tanda diatas menjadi pijakan untuk suatu loncatan besar yang akan kami perjuangkan bersama Mercusuar, sebuah gerakan sosial yang tercetus pada tanggal 22 November 2013 oleh sembilan orang manusia yang sedang belajar membaca tandaNya. Sederhana saja, harapan kami Mercusuar dapat menjadi cahaya di tempat yang gelap, seperti menara mercusuar yang membantu para nelayan dalam pekatnya malam di tengah kemahaluasan samudera. Banyak anak-anak di negeri kita yang tercinta ini masih hidup dalam kegelapan seperti kekerasan dan pergaulan yang tidak sehat sehingga kami terpanggil untuk sedikit memberikan mereka keceriaan yang tulus. Keceriaan masa kanak-kanak yang dapat menjadi tabungan kebahagiaan mereka saat menjalani kehidupan mereka ke depan.

Anak-anak dan kebahagiaan.
Kami tidak mengharapkan apa-apa dari terbentuknya Mercusuar ini. Kami hanya ingin, dari banyaknya anak-anak di dekat kami sempat merasakan apa yang sudah banyak kami rasakan lebih dulu. Kebahagiaan kecil yang sederhana berlandaskan pendidikan dan masa depan bagi anak-anak yang belum seberuntung kami.
Kami bukan pemuda-pemudi yang pintar, dengan prestasi segudang, tidak. Tapi paling tidak kami bisa berbagi apa yang kami miliki saat ini. Membiarkan senyum terkembang dari anak-anak ataupun orang tua, meski sesimpul sunggingan pesimistis dari beberapa yang tidak menyukai pergerakan kami atau hanya sekedar lelah mencoba. Kami lakukan hanya untuk kebahagiaan kecil yang sederhana berlandaskan mimpi terhadap mereka yang belum seberuntung kami.
Kami bukan pemuda-pemudi hebat yang pandai dalam berbagai hal, tapi kami hanya ingin berbagi semua  yang sudah Tuhan titipkan kepada kami, ilmu dan cerita hidup. Serta, kebahagiaan kecil yang berlandaskan ilmu dan harapan bagi mereka yang belum seberuntung kami.
Anak-anak dan kebahagian juga kami masukkan dalam daftar tanda yang harus banyak-banyak kami baca dan pahami. Kami bukan juga generasi yang hebat untuk bangsa dan agamanya, tapi paling tidak kami bisa membangun dan perlahan membentuk generasi yang jauh lebih hebat dari pada kami. Karena bagaimanapun merekalah yang nantinya sebagai penyambung tongkat estafet bagi bangsa dan agamanya.

Bukan untuk kami, tapi mereka, anak-anak Indonesia
Kami tidak mengharapkan apa-apa dari terbentuknya Mercusuar ini, sungguh tidak. Tapi merekalah, anak-anak itu, yang memberikan harapan pada kami untuk terus belajar membaca dan memahami sebenarnya untuk apa Tuhan menunjukan tanda-tanda kepada manusia. Merekalah yang memberikan harapan pada kami, bahwa akan banyak sekali perubahan yang diawali dengan adanya perbedaan dan rasa ingin berbagi manfaat.  Karena bagaimanapun, sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi orang lain.

Itu saja kiranya. Semoga Tuhan senantiasa menuntun proses membaca kami untuk terus bisa berbagi, bermanfaat dan menjadi manusia yang lebih baik dimataNya.


“Akal, hati, dan segala hal yang Tuhan berikan pada manusia semata-mata hanya titipan yang nantikan dipertanyakan kegunaannya. Bersyukur dan berbagilah, semoga Tuhan selalu bersama kita.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar